Kota Malang - Selalu berupaya berdampak dan berdaya, Univetsitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali gandeng Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Malang. Bertekad wujudkan pemberdayaan dibalik pemidanaan, Lembaga Kebudayaan (LK) UMM Launching dan Bedah Buku Antalogi Cerpen “Liku Luka Di Aksara Besi Bisu”. Buku ini merupakan karya dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) LPP Malang.
Hadir sebagai pembedah Dosen Sastra Dr. Tengsoe Tjahjono, M. Pd dan Dosen Sastra FKIP UMM Dr. Purwati Anggraini, S.S., M. Hum, serta dihadiri juga oleh para akademisi, mahasiswa, dan sastrawan.
Tengsoe, demikian ia dikenal, mengapresiasi para penulis yang telah menghasilkan suatu masterpiece dari keterbatasan ruang dan waktu. Terkesan, Tengsoe menyoroti prolog yang diekseskusi menggunakan diksi sastra yang indah. Beragam cerita dari berbagai kisah perjalanan para warga binaan dibalik jeruji menjadi nyata melalui runtaian kata yang disusun dari rintihan hati penulis.
Lebih dari sekedar fiksi, ia menemukan aspek emosional kemanusiaan (Humaniora), psikologi, dan sosiologis di dalam buku tersebut. Ini juga dapat dikaji melalui pendekatan Antropologi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), apalagi untuk melihat segi antropologi potret kehidupan para WBP di Lapas.
Lebih lanjut, Tengsoe tertarik membahas tentang judul buku yang merupakan perpaduan sempurna dari dua subjudul cerpen yang berbeda. Yakni, “Liku Luka” yang mengisahkan tentang pengakuan dan perjalanan menjalani kehidupan di Lapas.
Sedangkan, cerita “Aksara Besi Bisu” melukiskan tentang ekspresi dan kerasnya beribu suara yang tersimpan dibalik besi bisu (jeruji) sebagai media keluh kesah mereka. Lebih lanjut, Tengsoe sangat support dan mendorong para penulis untuk terus menulis dan terus berkarya ke arah yang positif.
“Jadilah penulis, terbitkan cerpen sebanyak-banyaknya, lalu setelah lulus dari Lapas bisa menemukan banyak kawan, membangun suasana kehidupan yang positif, dan kembali diakui eksistensinya di tengah masyarakat,” harap Tengsoe.
Sementara itu, Purwati mengaku sangat terkesan dan emosional setelah membaca buku ini. Menurutnya, antologi ini bukan hanya refleksi diri bagi penulis maupun pembaca, tetapi juga menjadi bukti bahwa perempuan di dalam penjara tetap mampu menulis sebagai cara untuk mengobati luka, menggugat diri, dan menyalakan kembali harapan yang sempat redup.
Ia berharap setelah keluar dari Lapas, para warga binaan mendapat pendampingan lanjutan karena banyak ketakutan besar yang mereka rasakan pasca bebas. Lebih jauh, Ia menilai buku ini juga penting dijadikan bahan kajian akademik, baik untuk riset maupun program pengabdian mahasiswa dan dosen, dengan perspektif beragam disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, bahasa dan sastra, hingga ilmu komunikasi.
Di sisi lain, Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, Yunengsih, Bc. IP., S. Sos., M.H., menyampaikan terimakasih dan harapan tulus terhadap kontribusi UMM dalam kolaborasi aktif yang sudah berjalan. Ia berharap, sinergi baik ini terus terjalin dan senantiasa berlanjut, sehingga lahir buku-buku hebat lain kedepannya.
Berkat pembinaan dari Kampus putih, warga binaan LPP Kelas IIA Malang dapat menghasilkan beberapa karya literasi yang diharapkan memberikan banyak manfaat. Sesuai judulnya, buku ini bukan hanya berisi tentang cerita perjalanan, tetapi juga memuat curahan hati, penyesalan, kegelisahan, ketakutan, dan harapan.
Kepala Pusat Studi Kebudayaan UMM Dr. Daroe Iswatiningsih, M. Si. menyebut tujuan kolaborasi positif ini adalah wujud UMM khususnya memaksimalkan dampak Pusat Studi Kebudayaan sebagai akademisi yang bekerjasama dengan Lapas dan masyakarakat umum.
Ini menguatkan kondisi literasi yang perlu diperkenalkan secara luas dan patut diapresiasi tinggi. Karya ini merupakan buku keempat dalam proses perjalanan kolaborasi Lembaga Kebudayaan (LK) UMM dan LPP Malang.
“Saya berharap, buku ini tidak hanya menjadi sebuah dokumen saja bagi para penulis, tetapi juga sebagai media informasi luas kepada masyakat umum. Selamat kepada 38 penulis yang telah sukses menerbitkan 416 halaman dalam satu buku yang penuh makna,” ungkapnya. (asa)
0 Comments