Kota Malang - Produktifitas sektor jasa keuangan di wilayah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, yakni di tujuh kabupaten/ kota (kota - kabupaten Malang, kota Batu, kota - kabupaten Probolinggo, kota - kabupaten Pasuruan) hingga saat ini terpantau baik.
Perkembangan sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), untuk penyaluran piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan menurun 2,28 persen year on year (yoy) menjadi Rp7,06 triliun per 31 Juli 2025 dengan profil risiko terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) gross sebesar 3,56 persen (-0,12 persen yoy).
Penyaluran piutang pembiayaan masih didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor (Rp1,67 triliun; porsi 23,58%). Aktivitas jasa lainnya (Rp926,37 miliar; porsi 13,11%), dan industri pengolahan (Rp827,12 miliar; porsi 11,71%).
Demikian yang disampaikan kepala OJK Malang, Farid Faletehan, kepada para wartawan, Rabu (8/10). Pembiayaan modal ventura di Juli 2025, kata dia, tumbuh pesat sebesar 28,12 persen yoy), dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp436 miliar (Juni 2025: Rp438 miliar).
Farid menambahkan, pada industri dana pensiun, total aset per Agustus 2025 tumbuh sebesar 3,93 persen yoy dengan nilai mencapai Rp233,06 miliar. Di sisi lain, total investasi tumbuh sebesar 3,01 persen dengan nilai Rp216,50 miliar.
"Untik erkembangan sektor perbankan, penyaluran kredit/ pembiayaan perbankan di wilayah kerja OJK Malang tumbuh 9,53% yoy dari Rp99,35 triliun (Aug 24) menjadi Rp108,82 triliun (Aug 24). Secara yoy, baik bank umum konvensional, bank umum syariah, BPR, dan BPRS seluruhnya mencatatkan pertumbuhan positif," urainya.
Berdasarkan jenis penggunaan, lanjut Farid, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,47 persen yoy namun mayoritas kredit di wilayah kerja OJK Malang masih disalurkan untuk penggunaan modal kerja (Rp45,23 triliun/porsi: 41,57 persen).
Seluruh daerah tingkat II di wilayah kerja OJK Malang, terang dia, mengalami pertumbuhan kredit, dimana persentase pertumbuhan tertinggi terjadi di Kota Probolinggo dari Rp7,99 triliun (Aug 2024) menjadi Rp10,66 triliun (Aug 2025) atau tumbuh 33,31% yoy.
"Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang terfokus pada sektor rumah tangga (Rp32,09 triliun/porsi: 29,49 persen), perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor (Rp21,44 triliun/porsi: 19,71 persen), serta industri pengolahan (Rp18,04 triliun/porsi: 16,58 persen)," jelas Farid.
Lebih lanjut dia mengatakan, kredit UMKM tumbuh 1,77 persen yoy menjadi Rp36,92 triliun per 31 Agustus 2025. Adapun daerah dengan pertumbuhan nominal kredit UMKM tertinggi adalah Kota Probolinggo, yakni tumbuh Rp2,66 triliun dari Rp1,74 triliun (Agustus 2024) menjadi Rp1,97 triliun (Agustus 2025).
"Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 4,47 persen yoy atau mencapai Rp104,81 triliun per 31 Agustus 2025," pungkas Farid.(say)
0 Comments