Kota Malang Berdayakan Pesantren Dengan SPAM


Kota Malang - Perlu dipahami bersama bahwa pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tetapi juga menjadi sentra pemberdayaan dan penguatan ekonomi berbasis syariah. Hal ini pula lah yang menjadi perhatian pemerintah kota Malang dalam mendorong pesantren yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.

Salah satu wujud nyata dari semangat kemandirian tersebut adalah hadirnya Stasiun Pengisian Air Minum (SPAM) di pondok pesantren Bahrul Maghfiroh, hasil kerja sama dengan dinas koperasi, perindustrian, dan perdagangan (Diskopindag) kota Malang.

Demikian yang disampaikan Wali kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM saat peresmian SPAM dan penandatanganan kerjasama pelatihan dalam mewujudkan program One Pesantren Onen Produk (OPOP) di pesantren Bahrul Maghfiroh kota Malang, Minggu (26/10). 

Program ini, terang Wali kota Wahyu, dirancang untuk memberikan akses air minum yang layak, sehat, higienis, dan terjangkau bagi masyarakat.
"Tentunya, inisiatif ini tidak hanya berorientasi pada penyediaan kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga menjadi model pemberdayaan ekonomi umat yang berkelanjutan," imbuhnya. 

Sehingga, terang pria nomor satu di pemkot Malang itu, dari pesantren, lahir inovasi dan solusi yang mampu menjawab tantangan sosial di tengah masyarakat. Langkah ini, menurutnya, merupakan bentuk transformasi pesantren menuju kemandirian ekonomi yang tidak meninggalkan nilai-nilai spiritual dan sosialnya. 

"Pesantren menjadi tempat dimana ilmu, iman, dan amal berpadu dalam karya nyata yang membawa manfaat luas. Pemkot Malang tentu menyambut baik dan mendukung penuh langkah progresif ini," sambung Wahyu. 

Pasalnya, kolaborasi antara pemerintah dan pesantren dalam bidang ekonomi, sosial, maupun lingkungan adalah bagian dari strategi besar membangun kota yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadaban menuju Malang mbois dan berkelas.

"Oleh karenanya, semoga keberadaan SPM ini dapat menjadi inspirasi bagi pesantren lain untuk turut berinovasi dan menciptakan program yang berdampak bagi masyarakat sekitar. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial, saya yakin pesantren dapat menjadi motor penggerak kemandirian ekonomi umat," urai pria yang kerab disapa pak mbois itu. 

Wahyu pun mengajak untuk menjadikan momentum ini sebagai pengingat bahwa pesantren memiliki potensi luar biasa dalam mewujudkan kemaslahatan bersama. "Semoga kerja sama dan sinergi seperti ini dapat terus berlanjut dan memberi manfaat yang semakin luas," ungkapnya. 

Peresmian SPAM ini merupakan yang ke empat, setelah layanan serupa dipasang di Pasar Klojen, pasar Oro-oro Dowo dan kawasan Kampung Kayutangan Heritage. Warga dapat memanfaatkan layanan ini 24 jam, dengan tarif Rp 5000 untuk satu galon air atau 19 liter. (asa) 
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments