DKI Jakarta Juarai OSN 2025, Wamen Dikdasmen ; Kualitas Pendidikan Kita Merata


Kota Malang - Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 yang dihelat di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ditutup oleh Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Dasar dan Menengah RI Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A., Sabtu (11/10) malam.

Dikatakan Wamen Fajar, bahwa ajang ini untuk menjaring ilmuan-ilmuan muda dan antusias para peserta sangat tinggi. Pesertanya pun meningkat jika dibanding pada penyelenggaraan sebelumnya, sehingga untuk pelaksanaan berikutnya harus lebih baik lagi. 

Dalam kompetisi nasional yang diikuti 540 pelajar SMA/MA/MAK/SMK sederajat dari seluruh Indonesia ini, keluar sebagai juara umum adalah provinsi DKI Jakarta dengan total raihan 79 medali. Kontingen ini mengantongi 17 emas, 31 perak, dan 31 perunggu. 

Di urutan kedua diduduki oleh provinsi Jawa Timur yang mengantongi 61 medali, terdiri dari 12 emas, 18 perak, dan 31 perunggu. Peringkat ketiga provinsi Banten dengan 7 emas, 15 perak dan 16 perunggu dengan total 38 medali. 

Posisi berikutnya disusul oleh provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara. 


Dari raihan pemenang tersebut, menurut Wamen Fajar, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia merata. Artinya, para juara tidak hanya diraih pelajar dari sekolah-sekolah di kota besar serta tidak hanya didominasi sekolah yang ada di Jawa. 

"Bagi para juara di OSN yang diselenggarakan oleh Kemdikdasmen RI dan Pusat Prestasi Nasional RI ini, bahwa ini bukan akhir dari sebuah prestasi. Begitu juga bagi siswa yang belum mendapat juara, ini bukan akhir dari segalanya. Pekerjaan rumah kita saat ini adalah terus meningkatkan kualitas, karena para peraih medali emas akan diikutkan ke olimpiade kelas dunia," jelas Fajar. 

Pasalnya, kedepan Indonesia masih membutuhkan lebih banyak lagi ilmuan dan cendekiawan yang kelak akan menjadi salah satu penopang kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. "Yang tak kalah penting saya tekankan pentingnya integritas dan kejujuran. Artinya jangan hanya mengejar menang tapi mengabaikan sportifitas," ungkapnya. 

"Dalam penyelenggaraan pendidikan anak membutuhkan konsistensi dalam memperjuangkan idealisme. Sehingga para pelajar ini dapat menunjukkan sportifitas dan kejujurannya. Bagi yang curang harus didiskualifikasi, dan tidak boleh ada toleransi sedikit pun," pungkas Wamen Fajar. (asa)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments